Translate

Sabtu, 24 Agustus 2019

PUISI KAWAN


Anak Panah


Kubuka pintu dunia baru ini
Penuh kehangatan, ku dipeluknya
Seorang yang akan ku sayang nantinya
Yang telah mengantarkanku ke dunia ini

Hari demi hari
Layaknya lesatan anak panah yang menghujam
Meninggalkan tuannya ke berbagai arah
Dimana kita dipertemukan

Kawan...
Lihatlah dewi malam disana
Katakan, berapa lama kita memandangnya bersama?
Katakan, berapa kali dewi malam mengganti rupanya?

Suka dan duka
Silih berganti menyelimuti
Dinginnya bongkahan es
Tak jarang kita nikmati

Tak ada pelangi tanpa hujan
Tak ada yang sempurna di dunia ini
Tak ada...
Tak ada kawan...

Ingatkan, ketika ku membisu di sudut koridor sekolah
Kau bagai mentari dalam gulita
Menghangatkan suasana yang membeku
Penerang dalam kegelapan malam

Terima kasih atas warna yang telah engkau lukis pada pelangiku
Sebuah memori indah bersamamu
Takdir yang mempertemukan kita
Agaknya ingin ku genggam erat

Namun semua itu hanya angin sepoi - sepoi saja
Akan berlalu pada waktunya
Kutunggu cerita kita selanjutnya
Dibalik pintu dunia berikutnya




Karya:
Azizah Nuzulul Rohmah

PUISI PAHLAWAN

Generasi Emas



Di saat secercah cahaya
Mulai menerangi
Ketika harapan mulai menampakkan wajahnya
Tiba saatnya kita untuk berperang
Melambungkan tombak cita-cita setinggi mungkin
       Mari bangkit
       Mari meniti masa depan yang cerah
       Mencetak generasi emas yang membanggakan
       Kini harapan telah nyata
       Bersatulah untuk terbang mengangkasa
       Menggapai tombak yang telah tertancap di angkasa
              Kami ucapkan terima kasih pada-Mu
              Kami ucapkan terima kasih pula
              Untukmu pahlawanku
              Pahlawan pendidikan yang tiada tara
              Ki Hajar Dewantara
              Semua guru kami tercinta
              Dan semua orang yang kami cintai
Wahai pahlawanku!
Kami datang dari generasi berikutnya
Wahai pahlawanku!
Jasa engkau tak akan kami lupakan
Kami berbondong-bondong terbang meniti angkasa
Dengan gelora merah yang menggebu-gebu
Kami bercita-cita menggapai tombak yang telah tertancap
Dengan gelora kami ingin menjaring setiap mutiara ilmu
Engkau memang telah menuju Sang Kuasa
Namun jasa engkau akan tetap ada
Perjuangan yang menyayat hati sucimu pasti ada
Saat tombak telah tertancap seketika itu rasa sakit telah tiada
       Doa kami akan mengalir bak limpahan emas yang menghujam
       Kami akan mengabdikan diri untuk negeri ini
       Kami akan menelan lika liku perjalanan yang akan dihadapi
       Untuk jayanya negeri ini
                           



Karya:
Azizah Nuzulul Rohmah




PUISI TOLERANSI

Malih



Malih, kaukah itu?
Mengetuk pintu di pagi yang sendu
Malih, saya di dalam bersama Guru
Membersihkan kotoran pikiran yang tak berbau

Masuklah, saya mendoakanmu kembali
Benar-benar kembali
Ingat Malih, ini bumi pertiwi
Tempat untuk saling menghargai

Semilir angin di pagi hari
Ketika kita menatap Slamet bersama
Gemericik  air di dekat kali
Ketika kau membantuku tanpa memicingkan mata

Obor api di malam hari
Sebagai saksi penggemblengan diri
Sebongkah asa yang tercipta
Meronta  agar segera ada

Malih, sadarlah!
Gapai asamu kembali
Tak perlu ikut membelah
Mari menanam Pancasila pada insan negeri



Karya:
Azizah Nuzulul Rohmah








  Contoh Teks Biografi   Desy Rufaidah lahir di Banyumas, 3 Desember 1989. Ia adalah seorang dosen di salah satu perguruan tinggi swas...