Translate

Sabtu, 14 September 2019

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA DAERAH

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dapat merepresentasikan betapa kaya negara kita. Keanekaragaman yang dimiliki oleh Indonesia tidak hanya mencakup suku, agama, ras, golongan, dan sumber daya alam saja, namun juga mencakup kebudayaan. Terdapat banyak sekali bahasa di Indonesia dimana bahasa merupakan salah satu unsur kedudayaan. Keanekaragaman inilah yang menjadi ciri khas Indonesia sehingga tampak indah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Soeparno (2013: 1) bahwa bahasa dapat didefinisikan sebagai suatu sistem tanda arbitrer yang konvensional. Tanda arbitrer dalam bahasa mempunyai arti bahwa bahasa bersifat semena-mena antara signifie (unsur bahasa yang berada di balik tanda yang berupa konsep di dalam benak si penutur)  dan signifiant (unsur bahasa yang merupakan wujud fisik atau yang berupa tanda ujar). Tanda arbitrer ini dibatasi oleh kesepakatan antarpenutur sehingga disebut konvensional (Soeparno 2013: 2). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa daerah adalah bahasa yang lazim dituturkan di suatu daerah dalam sebuah negara berdasarkan kesepakatan bersama antarpenutur yang dapat digunakan sebagai identitas daerahnya.
Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan menyatakan bahwa Indonesia memiliki 652 bahasa daerah.  Berbagai macam bahasa yang terdapat di Indonesia, seperti Minangkabau, Banjar, Jawa, Sunda, Batak, Bugis, Makassar, Madura, dan Bali tumbuh dan berkembang di daerahnya masing-masing. Fungsi bahasa daerah dalam kedudukannya sebagai bahasa sendiri, yaitu lambang kebanggaan daerah, lambang identitas daerah, dan alat penghubung di dalam keluarga dan masyarakat daerah. Namun, fungsi bahasa daerah sebagai lambang kebanggaan daerah sepertinya sudah mulai luntur. Hal ini dapat dilihat pada fenomena ketika seseorang yang lahir dan tumbuh di daerah Jawa terbiasa berinteraksi menggunakan bahasa Jawa sejak kecil, tetapi sayangnya ketika seseorang tersebut beranjak dewasa dan mengenyam pendidikan tinggi di daerah yang sama justu ia terbiasa menggunakan bahasa-bahasa gaul bahkan jika menggunakan bahasa Indonesia terkadang tidak memperhatikan pengucapan serta baku atau tidaknya bahasa tersebut. Sebetulnya penggunaan bahasa-bahasa gaul bukanlah suatu kebanggan sebab tidak terdapat filosofi dan moral kehidupan yang dapat diambil dalam bahasa-bahasa gaul. Sebagai pelaku kebudayaan sudah semestinya kita melestarikan budaya yang kita miliki. Kesadaran masyarakat setempat sangatlah diperlukan, disamping peran pemerintah yang turut mengupayakan pelestarian bahasa daerah. Selain itu, kenyataan bahwa terdapat beberapa individu yang tidak dapat berbahasa daerahnya sendiri mengindikasikan bahwa fungsi  bahasa daerah sebagai alat penghubung di dalam keluarga dan masyarakat daerah juga mulai luntur. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional bukanlah alasan untuk meninggalkan bahasa daerahnya.
Hubungan antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah amat erat. Hal ini dapat dilihat dari fungsi bahasa daerah dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia, sebagai berikut.
1.      Bahasa daerah sebagai pendukung bahasa nasional
Perumusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan menyatakan bahwa pembinaan bahasa Indonesia bersumber dari bahasa daerah. Berbagai bidang di bahasa Indonesia seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan kosa kata tak luput dari sumbangan bahasa daerah.
2.      Bahasa daerah sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan pada tingkat permulaan
Penggunan bahasa daerah untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai di berbagai tempat. Keadaan tersebut menyebabkan tenaga pendidik perlu menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu dalam kegiatan belajar mengajar untuk menjembatani ilmu yang akan disampaikan kepada peserta didik pemula. Namun, hal ini sebaiknya diminimalisir dan dilakukan upaya penguatan bahasa Indonesia.
3.      Bahasa daerah sebagai sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia
Berbagai macam bahasa di Indonesia memiliki kosa kata yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Hal ini menyebabkan banyak bahasa daerah yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Berikut ini kosa kata bahasa Indonesia yang diserap dari berbagai bahasa daerah, yaitu.
a.       Bahasa Jawa: lestari, bisa, rampung, lugu, mepet
b.      Bahasa Sunda: dari, oncom, nyahok
c.       Bahasa Banjar: gambut
4.      Bahasa daerah sebagai pelengkap bahasa Indonesia di dalam penyelenggaraan pemerintah pada tingkat daerah
Suatu keadaan dimana bahasa daerah digunakan sebagai bahasa ibu, terlebih suatu masyarakat yang menggunakannya belum sepenuhnya dapat berbahasa Indonesia dengan baik akan menyebabkan suatu gap (jurang pemisah) sehingga untuk menjembatani hal tersebut diperlukan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dalam penyelenggaraan pemerintah pada tingkat daerah.
Dari hal yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu hal yang krusial dalam kehidupan sehari-hari dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi diri. Keanekaragaman bahasa di Indonesia merupakan kekayaan yang harus dilestarikan sehingga perlu adanya sinergi yang baik antara bahasa daerah sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, dan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional yang diupayakan oleh seluruh elemen yang bersangkutan.





Sumber:

Soeparno. 2013. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana.
http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/khusnul-khatimah.html  dikutip pada tanggal 15 September 2019 pukul 13.12 WIB
https://www.liputan6.com/regional/read/3620412/berapa-jumlah-bahasa-daerah-di-indonesia-saat-ini dikutip pada tanggal 15 September pukul 13.17 WIB
https://aditmilan.wordpress.com/2015/03/16/peranan-bahasa-daerah-dalam-pengembangan-bahasa-indonesia/ dikutip pada tanggal 15 September 2019 pukul 13.18 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Contoh Teks Biografi   Desy Rufaidah lahir di Banyumas, 3 Desember 1989. Ia adalah seorang dosen di salah satu perguruan tinggi swas...